Baru-baru ini, ekonom dari Nomura Securities merilis laporan yang menarik, memberikan pandangan baru tentang arah kebijakan moneter The Federal Reserve (FED) di masa depan. Laporan tersebut menunjukkan bahwa, mengingat kinerja pasar tenaga kerja yang lemah saat ini dan risiko inflasi yang telah mereda, The Federal Reserve (FED) mungkin akan memulai siklus penurunan suku bunga lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
Secara khusus, ekonom dari Nomura memprediksi bahwa The Federal Reserve (FED) mungkin akan melakukan pemotongan suku bunga pertama kalinya pada pertemuan kebijakan moneternya bulan September tahun ini, dengan besaran 25 basis poin. Setelah itu, mereka memperkirakan The Federal Reserve (FED) akan melakukan pemotongan suku bunga lagi masing-masing satu kali pada bulan Desember dan bulan Maret tahun depan. Prediksi ini berbeda dengan pandangan arus utama di pasar, karena sebagian besar analis sebelumnya memperkirakan bahwa The Federal Reserve (FED) hanya akan melakukan satu kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam tiga bulan ke depan.
Perlu dicatat bahwa Nomura sebelumnya memperkirakan bahwa The Federal Reserve (FED) mungkin tidak akan mulai melonggarkan kebijakan moneter hingga akhir tahun ini. Namun, data ekonomi terbaru sepertinya mendorong mereka untuk menyesuaikan pandangan mereka. Meskipun demikian, para ekonom masih memiliki perbedaan pendapat mengenai waktu spesifik penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (FED).
Prediksi ini, jika menjadi kenyataan, akan memberikan dampak signifikan pada pasar keuangan. Para investor dan peserta pasar perlu memantau dengan cermat pernyataan pejabat The Federal Reserve (FED) serta data ekonomi yang akan dirilis, untuk lebih baik menilai arah kebijakan moneter di masa depan. Pada saat yang sama, ini juga mencerminkan kompleksitas situasi ekonomi saat ini, serta tantangan yang dihadapi oleh para pembuat kebijakan dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
9 Suka
Hadiah
9
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
AlwaysMissingTops
· 08-13 04:53
Apakah Anda kembali mencoba menipu investor ritel lagi?
Baru-baru ini, ekonom dari Nomura Securities merilis laporan yang menarik, memberikan pandangan baru tentang arah kebijakan moneter The Federal Reserve (FED) di masa depan. Laporan tersebut menunjukkan bahwa, mengingat kinerja pasar tenaga kerja yang lemah saat ini dan risiko inflasi yang telah mereda, The Federal Reserve (FED) mungkin akan memulai siklus penurunan suku bunga lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
Secara khusus, ekonom dari Nomura memprediksi bahwa The Federal Reserve (FED) mungkin akan melakukan pemotongan suku bunga pertama kalinya pada pertemuan kebijakan moneternya bulan September tahun ini, dengan besaran 25 basis poin. Setelah itu, mereka memperkirakan The Federal Reserve (FED) akan melakukan pemotongan suku bunga lagi masing-masing satu kali pada bulan Desember dan bulan Maret tahun depan. Prediksi ini berbeda dengan pandangan arus utama di pasar, karena sebagian besar analis sebelumnya memperkirakan bahwa The Federal Reserve (FED) hanya akan melakukan satu kali pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam tiga bulan ke depan.
Perlu dicatat bahwa Nomura sebelumnya memperkirakan bahwa The Federal Reserve (FED) mungkin tidak akan mulai melonggarkan kebijakan moneter hingga akhir tahun ini. Namun, data ekonomi terbaru sepertinya mendorong mereka untuk menyesuaikan pandangan mereka. Meskipun demikian, para ekonom masih memiliki perbedaan pendapat mengenai waktu spesifik penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (FED).
Prediksi ini, jika menjadi kenyataan, akan memberikan dampak signifikan pada pasar keuangan. Para investor dan peserta pasar perlu memantau dengan cermat pernyataan pejabat The Federal Reserve (FED) serta data ekonomi yang akan dirilis, untuk lebih baik menilai arah kebijakan moneter di masa depan. Pada saat yang sama, ini juga mencerminkan kompleksitas situasi ekonomi saat ini, serta tantangan yang dihadapi oleh para pembuat kebijakan dalam menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi.